Archive for 01.15

Kendaraan umum apa Kendaraan Pribadi

Terminal Kertajaya sumber gambar

Salah satu penyebab kemacetan adalah semakin banyaknya pengguna kendaraan pribadi daripada menggunakan sarana transportasi umum. Menurut saya sebenarnya wajar kalau mayoritas  menggunakan kendaraan pribadi karena menggunakan kendaraan pribadi memang lebih cepat, lebih nyaman dan lain sebagainya, sedangkan kalau naik kendaraan umum pasti lebih lama sampai tujuan, kurang nyaman dan cenderung lebih mahal. Pernah suatu ketikaa saya naik bus dari mojokerto menuju surabaya tarifnya tidak begitu mahal cuma 7000 rupiah saja, tapi itu hanya tarif bus, belum tarif angkutan kota dari rumah saya menuju terminal mojokerto, atauapun angkot dari terminal purabaya ke tempat tujuan (anggap saja ke kampus saya yang ada di kawasan sukolilo). Sedangkan kalau saya naik motor hanya dengan membeli bahan bakar sejumlah 15000 saya sudah bisa menempuh perjalanan dari mojokerto sampai di surabaya (anggap saja di daerah sukolilo) bahkan sesekali itu sudah mencakup perjalanan pulang-pergi, lebih murah daripada naik kendaraan umum, dan bisa dikatakan lebih nyaman dari pada naik kendaraan umum, karena sewaktu saya naik bus jangankan bisa duduk bisa berdiri saja sudah bagus, (ah mungkin saya saja sedang sial karena dapat bus yang sedang penuh). Mungkin inilah penyebab semakin parahnya kemacetan jalan, karena orang semakin malas naik kendaran umum karena kurang nyaman, kurang cepat, dan biaya yang dikeluarkan terkadang lebih tinggi daripada naik kendaraan pribadi. Entahlah mungkin saja opini saya yang salah. Sebenarnya saya ingin naik kendaraan umum dan tidak mengunakan kendaraan pribadi, asalkan tidak banyak ngetem, lebih dijaga kebersihannya, dan kalau bisa dibuat seminimal mungkin margin biaya dengan menggunakan kendaraan pribadi, mencakup semua rute dan tersedia selalu.. Ah saya terlalu banyak mengeluh.
27 Jan 2015
Posted by fahmi haqqi

let's ride your bike

Minum susu coklat dulu biar sehat :p
Hari sabtu tanggal 17 januari 2015 kemarin saya mencoba sebuah pengalaman baru, pulang ke mojokerto tapi dengan menggunakan sepeda angin. Mungkin buat para pecinta sepeda khususnya yang sering cross country atau touring-touring perjalana dari sepanjang ke mojokerto terasa sanggat pendek, tapi bagi saya seorang mahasiswa yang hobi tidur perjalanan sepanjang ke mojokerto seresa perjalanan mendapatkan kamu panjang tak berujung #eaaaa perjalanan itu saya tempuh dengan waktu kurang lebih 3 jam, pada saat mengayuh sepedaa ada banyak hal-hal yang tak mungkin saya dapatkan ketika menggunakan moda transoprtasi lain seperti motor, mobil, ataupun bus AKDP.

Pada pukul 05.30 saya berangkat dari sepanjang dengan melewati jalan alternatif dan saya benar-benar dapat merasakan sejuknya udara pagi itu karena jalan yang saya lewati tersebut kebanyakan masih dikelilingi oleh persawahan selain dapat menikmati udara yang relatif belum tercemar oleh polusi yang lkita sebabkan bersama, saya juga melihat kawanan anak sekolah yang mengayuh sepedanya untuk mencari ilmu ke sekolah, hal ini mengingatkan masa -masa sekolah dulu hehe. Ada sebuah sungai yang terbentang pada jalur itu, di sungai itu saya melihat banyak warga sekitar yang mencari ikan saya melihat seorang bapak dan anaknya yang sedang memancing di sungai tersebut, suatu rekreasi keluarga yang sangat sederhana nan murah - meriah yang mungkin jarang ditemui oleh keluarga perkotaan masa kini.

sekitar pukul 07.00 pagi saya telah sampai pada jalan raya yang sering disebut by pass krian pada saat itu saya melihat sebagian pengguna jalan merasa terburu-buru karena terancam datang terlambat ke tempatnya bekerja, di by pass tersebut saya merasakan sebuah sensasi yang luar biasa karena saya sempat tak percaya bisa sampai ke jalan ini dengan hanya menggunakan sebuah sepeda angin, namun karena jalanan ini sering dilewati oleh kendaraan besar dan berat jadi jalan tak lagi mulus sehingga banyak tonjolan dan lubang disana-sini, dan lubang tersebut tidak hanya kosong melainkan terisi oleh air bekas hujan hingga megakibatkan sepeda, kaki, dan tas saya mencadi ada motif baru. Namun disinilah nilai keasiknya karena hal seperti ini tidak akan didapat oleh semua orang yang hanya lewat di jalan by pass karena sedang di kejar waktu.

pukul 07.30 saya tiba di desa tarik, di situ lah saya memutuskan berhenti di sebuah warung untuk mengisi kembali energi setelah mengayuh sepeda hampir dua jam. Setelah dari warung tersebut pikir saya dapat lebih cepat mengayuh sepeda karena energi telah terisi kembali, ternyata pikiran saya keliru yang ada saya jadi makin malas mengayuh sepeda karena sudah mulai lelah, dan sang surya yang semakin memancarkan cahyanya sehingga cuaca semakin panas, namun saya tetap menikmati setiap kayuhan demi kayuhan sambil mendengarkan music lewat earphone

akhirnya sampai juga saya di kauman 6/45 yaitu rumah saya tercinta (oke lebay) dan saya lihat pada saat itu jarum jam menunjukan pukul 08.30 saya merasa senang karena keyakinan saya untuk menaiki sepeda dari sepanjang menuju mojokerto akhirnya sampai, hal ini karena usaha saya yang terus mengayuh sepeda meskipun sudah mulai lelah, dan dengan  naik sepeda saya dapat melihat suatu pemandangan yang mungkin yang tidak akan saya dapatkan ketika saya naik kendaraaan lain, so let's ride your bike :p
19 Jan 2015
Posted by fahmi haqqi

Mahasiswa Penyambung Lidah Rakyat

sumber gambar
Setiap ada kebijakan baru dari pemerintah yang dianggap memberatkan rakyat, maka mahasiswa adalah suatu elemen masyarakat yang paling vokal dalam menolak kebijakan yang dinilai tidak pro rakyat, dengan melakukan berbagai aksi salah satunya adalah aksi turun ke jalan. Sebagaian warga menggangap aksi turun ke jalan yang di lakukan mahasiswa adalah kegiatan yang sia-sia bahkan dianggap meresahkan warga, bahkan yag lebih ironis oleh sebagian oknum mahasiswa sendiri kalau ada rekannya yang melakukan aksi turun ke jalan maka akan dianggap mereka adalah kaum barbar, dicap suka buat onar bahkan tak sedikit yang memberi label "bodoh". Namun wahai kalian yang berpandanggan bahwa kegiatan turun kejalan adalah kegiatan  yang tak berarti, sia-sia, dan mengakibatkan kemacetan. Kalian seharusnya berfikir dua kali sebelum kalian berkata demikian karena mereka yang turun ke jalan itu meneriakan suara rakyat kecil yang tak lagi di gubris oleh para petinggi negarayang telah duduk di kursi yang empuk. Mereka meneriakan aspirasi rakyat karena mereka sadar bahwa mereka adalah bagian dari rakyat itu juga, mereka juga sadar tanpa rakyat mereka tidak akan bisa menikmati belajar di perguruan tinggi karena merek sadar bahwa biaya pendidikan mereka telah disubsidi oleh pemerintah yang mana itu juga berasal dari sebagian penghasilan rakyat kecil. Maka yang seharusnya malu adalah mereka yang (ngakunya) mahasiswa tapi jika rakyat butuh bantuan mereka menutup telinga atau pura-pura tidak tahu. Seharusnya sebagai mahasiswa selain utuk menutut ilmu kita juga harus menjadi penyambung lidah rakyat!!
7 Jan 2015
Posted by fahmi haqqi

Cari Blog Ini

Popular Post

Chat Box






- Copyright © De Haqqi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Modived by Fhi -