Archive for 06.17

Selamat Lebaran

Selamat Idul Fitri.
Tradisi mudik ke kampung halaman, dan tradisi maaf-maafan adalah salah satu budaya indonesia, alangkah baiknya kebiasaan tersebut jika sesuai dengan esensi awalnya dan tidak ditumpangi dengan sifat hedon, pamer, dan memaksakan diri.

Biasanya di kala lebaran kita selalu sibuk membeli ini itu untuk persiapan lebaran dan memamerkannya pada kawan-kawan lama, saudara, tetangga yang sudah lama tidak bertemu, memang tidak semua orang melakukannya.  Sikap memaksakan diri adalah memaksa diri untuk melakukan tradisi-tradisi tersebut diluar kemampuan normal kita hingga terpaksa berhutang atau menjual beberapa barang berharga untuk menyambut lebaran. Lebaran secara sederhana dengan kedua orang tua jika memang memungkinkan untuk bertemu, namun jika tidak memungkinkan kita bisa memanfaatkan teknologi untuk bersilahturahmi dengan keluarga.

Namun lebih penting lagi jika kita dapat bersilahturahmi dengan orang tua, saudara, kerabat, teman lama setiap hari tidak hanya ketika momen lebaran saja. Sekali lagi selamat lebaran mohon maaf lahir batin
-Mojokerto 26-06-2017; 23:19-

26 Jun 2017
Posted by fahmi haqqi

Sebuah Tamparan

Berkurang lagi masa aktif hidup saya didunia, selama kurang lebih 22 tahun ini sudah apa saja yang telah dilakukan di dunia ini lebih banyak dihabiskan dengan gaya anak muda pada umunya, ngopi, tidur, kuliah, baca buku,  sesekali menulis dan jalan-jalan. Sedangkan jika berkaca pada pahlawan-pahlawan jaman dulu di usia seperti saya mereka sudah melakukan hal yang yang lebih berguna untuk bangsanya seperti kartini pada usia seperti saya ini sudah banyak menulis tentang feodalisme, keadaan hindia yang mana dikemudian hari menjadi pematik kesatuan bangsa. Dijaman sekarang ini banyak juga pemuda-pemuda hebat yang berinovasi untuk negeri. Sebuah tamparan keras untuk saya. Tapi paling tidak di usia sekarang ini saya menemui beberapa teman yang satu frekuensi,  keluarga yang selalu ada, dan saya bersyukur akan semua anugrah tuhan yang diberikan selama 22 tahun ini

mojokerto 20 juni 3017: 21.47

20 Jun 2017
Posted by fahmi haqqi

Go a head

Manusia di mata manusia lain memang tak pernah benar, ketika kita melakukan perbuatan A, judgment dari masyarakat sekitar kita X, Y, Z sangat jauh dari tujuan awal dan sangat beragam, hal ini wajar karena opini manusia lain sangat beragam dan dari berbagai sudut pandang, belum lagi ada variabel sifat dasar manusia yang selalu merasa kurang.

Teringat sebuah kisah klasik tentang sepasang bapak dan anak yang akan  pergi ke sebuah tempat dengan sebuah keledai, ketika itu keledainya di tuntun, kemudian ada orang mencibir itu "kedua orang kok tidak memanfaatkan keledai"  kemudian sang bapak menaiki keledai dan sang anak berjalan menutun keledai, di sebuah jalan bertemu dengan orang lagi dan berkata "sang bapak sangat tega terhadap anak", setelah itu ditukarlah posisinya sang anak menaiki keledai dan sang bapak yang menuntun keledai tersebut, di suatu jalan bertemu dengan orang lagi dan orang tersebut berkata "dasar anak kurang ajar dia memaksa sang bapak untuk berjalan dan menuntun keledai sedangkan dia enak-enakan menaiki keledai tersebut", kemudian sang anak dan bapak tersebut memutuskan untuk memikul keledai tersebut, dan di sebuah persimpangan jalan mereka ditertawai oleh masyarakat sekitar, dan salah satu dari mereka berkata "itu bapak dan anak sama-sama bego ngapain memikul keledai hewan  yang notabennya bisa berjalan"

Dari kisah tersebut menunjukan bahwa kalau kita terus memperhatikan pendapat-pendapat sinis orang lain maka kita sendiri yang akan mengalami kesusahan, stuck, tidak akan pernah maju, oleh karena itu apabila kita melakukan suatu hal selama, hal tersebut menurut kita benar dan tetap dalam batasan-batasan yang berlaku sepeeti norma, atau merebut kebebasan orang lain maka go a head!!

Mojokerto 19 juni 2017 21:18

19 Jun 2017
Posted by fahmi haqqi

Cari Blog Ini

Popular Post

Chat Box






- Copyright © De Haqqi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Modived by Fhi -