Selamat Ulang Tahun PERSEBAYA

Pertama kali mengenalmu kurang lebih 15 tahun yang lalu. Kala itu waktu diajak bapak ke tambaksari untuk menyaksikan persebaya lawan persik kediri. Aku ingat betul sore itu aku duduk di belakang gawang dan persebaya menang 2-0. Mulai saat itu benih cinta mulai tumbuh. Pada saat engkau berlaga d tambaksari dan aku tidak bisa menyaksikanmu secara langsung aku selalu mendengarkan radio, saat itu suara khas dari (alm) soepanggat menjadi hiburanku,  yah meskipun pada saat itu usiaku masih sangat belia. Sudah tak terhitung berapa kali ku mendukungmu secara langsung mulai bersama bapak hingga aku berangkat sendiri, baik di surabaya ataupun diluar kota.

Beberapa memori tetap ada di ingatan salah sayunya ketika engkau kembali ke ISL setelah menang di laga play-off melawan PSMS di tahun 2008, saat itu pengalaman awaydays pertamaku dan aku berangkat bersama bapak, dan beberapa tetanggaku, dan hasil akhir pertandingan membuat kita tersenyum. Tidak mudah memang menjadi pendukungmu. Citra masyarakat terlanjur buruk, namun aku tak peduli, yang aku pedulikan adalah aku akan selalu cinta Persebaya, meskipun beberapa kali cinta itu kadang tak kau balas dengan prestasi, aku tak peduli, karena kalau sudah ada perhitungan itu bukan cinta tapi matematika. Selamat bertambah usia PERSEBAYA! SALAM SATU NYALI WANI

18 Jun 2018
Posted by fahmi haqqi

Surabaya 29-04-2018

Sudah beberapa hari sejak kejadian itu berlalu tapi, terus terang setiap detail dari hari itu selalu teringat di kepala hingga saat ini utamanya ketika aku merasa bosan.

Hari minggu 04-April-2018 itu bagi sebagian orang mungkin tak ada bedanya dengan hari minggu pada umumnya. Namun bagiku itu bukanlah sebuah hari minggu biasa, karena pada hari itu aku sudah ada rencana untuk bertemu dengan seseorang atau mungkin bisa aku klaim sebagai kencan dengan seorang yang bernama erika, seorang yang kukenal dari tahun 2013 saat aku lulus dari SMA dan mengikuti sebuah kursus di kampung inggris pare. Meskipun kita pertama kali kenal di tahun 2013, tapi hanya beberapa kali aku bertemu dengannya meskipun kita sama-sama menuntut ilmu di kota yang sama, kota surabaya. Entah masing-masing dari kita yang sibuk, atau aku yang terlalu pengecut untuk sekedar menemuinya. Tapi menurutku bukankah yang penting bukanlah frekuensi berapa banyaknya pertemuan , namun kualitas pertemuannya tersebut.

Dihari itu sebenarnya aku bingung mau mengajaknya kemana, rencana awalku dia kuajak mengunjungi tugu pahlawan sambil mengunjungi museumnya dan diakhiri dengan makan pecel semanggi, namun dia tidak setuju dengan rencana yang kutawarkan, akhirnya dengan spontan aku mengajaknya ke museum surabaya yang dulunya adalah gedung siola. Sepertinya semesta berpihak pada kita, di tempat itu diadakan sebuah acara, yang mana ada white shoes and the couple company, meskipun aku tidak begitu faham semua lagunya, namun ada hal terindah yang terjadi saat kulihat betapa manisnya dia saat dia tersenyum karena melihat gaya rambut sang pemukul drum yang menurutnya unik, atau saat ia menganggukan kepalanya mencoba menikmati alunan lagu yang dimainkan, ah sepertinya aku tidak ingin waktu itu berakhir. Karena waktu terus berlalu dan sinar cahaya matahari mulai menunjukan eksistensinya kita berpindah ke koridor untuk sekedar mencari hawa dingin dan tempat mengobrol yang murah (hehe memang saya pada saat itu sedang dititik yang rendah baru saja keluar dari pekerjaan dan uang tabungan telah habis), dan seperti yang diduga obrolan kita mengalir bak air sungai di musim penghujan. Dan hari mulai sore begitupun dengan perut yang sudah mulai keroncongan akhirnya dengan random kita mencari makan di daerah dharmawangsa. Berakhirnya acara makan tersebut berarti berakhirnya serangkaian acara kencan dengan dia.
Sebuah Karya Foto Jepretannya

Entah untuk berapa lama lagi aku akan dapat kesempatan itu lagi. Entah besok, seminggu lagi, sebulan lagi atau bahkan kemarin itu adalah kesempatan terakhirku aku tidak tahu biar waktu dan semesata yang menjawabnya. Bukankah hal yang pasti di dunia ini adalah suatu ketidakpastian itu sendiri. Tapi setiap aku habis bertemu dengannya aku selalu mempunyai bahan untuk ditulis di blog ini :)

-Gresik, 14-05-2018 22:16-
14 Mei 2018
Posted by fahmi haqqi

Sebuah perpisahan

Satu persatu rekan kuliah telah menemukan jalannya untuk berkarir, ada yg terfokus untuk melanjutkan study. Ah kawan betapa cepat waktu berlalu, perasaan baru kemarin kita dipertemukan dengan potongan gundul haha, sekarang sudah berpisah satu sama lain. Kawan jangan sampai uang dan jabatan membuat kalian terlena, dan rakus akan dunia, hingga tega menusuk kawan dari belakang, untuk menghalakan segala cara.

Surabaya 24 oktober 2017 20:08-

-
24 Okt 2017
Posted by fahmi haqqi

Sahabat

Jauh dari orang tercinta demi tujuan mulia
Banyak cerita demi mencapai tujuan utama
Hari-hari panjang dilalui dengan berbagai warna
Tangis! Tawa! Amarah!


Dinginya malam, dihangatkan dengan kopi yang diseduh bersama
Rokok dibeli dengan swadaya, menepis kesan kota metropolis yang egois


Momen-momen itu mulai mendekati masanya
Seiring dengan bergeraknya waktu dengan tegas!
Terima kasih sahabat!
Telah memberi spektrum warna dalam perjalanan menuju sarjana.

-keputih 10 juli 2017: 04.38-

10 Jul 2017
Posted by fahmi haqqi

Selamat Lebaran

Selamat Idul Fitri.
Tradisi mudik ke kampung halaman, dan tradisi maaf-maafan adalah salah satu budaya indonesia, alangkah baiknya kebiasaan tersebut jika sesuai dengan esensi awalnya dan tidak ditumpangi dengan sifat hedon, pamer, dan memaksakan diri.

Biasanya di kala lebaran kita selalu sibuk membeli ini itu untuk persiapan lebaran dan memamerkannya pada kawan-kawan lama, saudara, tetangga yang sudah lama tidak bertemu, memang tidak semua orang melakukannya.  Sikap memaksakan diri adalah memaksa diri untuk melakukan tradisi-tradisi tersebut diluar kemampuan normal kita hingga terpaksa berhutang atau menjual beberapa barang berharga untuk menyambut lebaran. Lebaran secara sederhana dengan kedua orang tua jika memang memungkinkan untuk bertemu, namun jika tidak memungkinkan kita bisa memanfaatkan teknologi untuk bersilahturahmi dengan keluarga.

Namun lebih penting lagi jika kita dapat bersilahturahmi dengan orang tua, saudara, kerabat, teman lama setiap hari tidak hanya ketika momen lebaran saja. Sekali lagi selamat lebaran mohon maaf lahir batin
-Mojokerto 26-06-2017; 23:19-

26 Jun 2017
Posted by fahmi haqqi

Sebuah Tamparan

Berkurang lagi masa aktif hidup saya didunia, selama kurang lebih 22 tahun ini sudah apa saja yang telah dilakukan di dunia ini lebih banyak dihabiskan dengan gaya anak muda pada umunya, ngopi, tidur, kuliah, baca buku,  sesekali menulis dan jalan-jalan. Sedangkan jika berkaca pada pahlawan-pahlawan jaman dulu di usia seperti saya mereka sudah melakukan hal yang yang lebih berguna untuk bangsanya seperti kartini pada usia seperti saya ini sudah banyak menulis tentang feodalisme, keadaan hindia yang mana dikemudian hari menjadi pematik kesatuan bangsa. Dijaman sekarang ini banyak juga pemuda-pemuda hebat yang berinovasi untuk negeri. Sebuah tamparan keras untuk saya. Tapi paling tidak di usia sekarang ini saya menemui beberapa teman yang satu frekuensi,  keluarga yang selalu ada, dan saya bersyukur akan semua anugrah tuhan yang diberikan selama 22 tahun ini

mojokerto 20 juni 3017: 21.47

20 Jun 2017
Posted by fahmi haqqi

Go a head

Manusia di mata manusia lain memang tak pernah benar, ketika kita melakukan perbuatan A, judgment dari masyarakat sekitar kita X, Y, Z sangat jauh dari tujuan awal dan sangat beragam, hal ini wajar karena opini manusia lain sangat beragam dan dari berbagai sudut pandang, belum lagi ada variabel sifat dasar manusia yang selalu merasa kurang.

Teringat sebuah kisah klasik tentang sepasang bapak dan anak yang akan  pergi ke sebuah tempat dengan sebuah keledai, ketika itu keledainya di tuntun, kemudian ada orang mencibir itu "kedua orang kok tidak memanfaatkan keledai"  kemudian sang bapak menaiki keledai dan sang anak berjalan menutun keledai, di sebuah jalan bertemu dengan orang lagi dan berkata "sang bapak sangat tega terhadap anak", setelah itu ditukarlah posisinya sang anak menaiki keledai dan sang bapak yang menuntun keledai tersebut, di suatu jalan bertemu dengan orang lagi dan orang tersebut berkata "dasar anak kurang ajar dia memaksa sang bapak untuk berjalan dan menuntun keledai sedangkan dia enak-enakan menaiki keledai tersebut", kemudian sang anak dan bapak tersebut memutuskan untuk memikul keledai tersebut, dan di sebuah persimpangan jalan mereka ditertawai oleh masyarakat sekitar, dan salah satu dari mereka berkata "itu bapak dan anak sama-sama bego ngapain memikul keledai hewan  yang notabennya bisa berjalan"

Dari kisah tersebut menunjukan bahwa kalau kita terus memperhatikan pendapat-pendapat sinis orang lain maka kita sendiri yang akan mengalami kesusahan, stuck, tidak akan pernah maju, oleh karena itu apabila kita melakukan suatu hal selama, hal tersebut menurut kita benar dan tetap dalam batasan-batasan yang berlaku sepeeti norma, atau merebut kebebasan orang lain maka go a head!!

Mojokerto 19 juni 2017 21:18

19 Jun 2017
Posted by fahmi haqqi

Taman Hiburan Rakyat Riwayatmu Kini

Hari itu saya berencana pergi ke hi tech mall untuk keperluan upgrade ram laptop, mungkin bagi masyarakat jawa timur khususnya daerah surabaya sudah tidak asing lagi dengan hi tech mall, ini adalah mall dengan konsep yg unik sesuai namanya mall ini menjual berbagai macam gadget dan asesorisnya, tapi dengan gaya bangunan kuno, seperti bangunan tahun 80-90an.

Dibelakang mall tersebut ada tempat hiburan rakyat atau biasa di singkat THR jujur selama saya hidup baru pertama kali saya mengunjungi THR. Ketika melewati gerbang antara hi tech mall dan THR saya disambut oleh patung alm gombloh salah satu musisi legendaris surabaya, dibelakang patung gombloh tersebut ada sebuah danau buatan dan diberi atap, namun sayangnya keadaan atap yang tidak terurus, dan kondisi danau yang banyak dikelilingi warung makan dan minuman menjadikan sambutan awal ke THR menjadi nampak kumuh.

Setelah berjalan sedikit jauh tampak permainan anak sederhana seperti jungkat-jungkit, perosotan, dan lain sebagainya ketika saya berkunjung kesana nampak banyak anak kecil yang sedang menikmati wahana sederhana tersebut.

Berjalan lebih jauh lagi saya tertarik dengan sebuah suara dari kejauhan setelah saya dekati ternyata suara tersebut berasal dari dalam gedung srimulat, langsung saja saya putuskan untuk masuk ke gedung tersebut dan ternyata dan pada saat itu ada kelompok anak yang pentas. Saya menduga itu adalah pentas perpisahan anak SD, mereka dengan kompak menyanyikan lagu "bunda" ciptaan melly goeslaw. Memang gedung tersebut sudah ada beberapa pendingin ruangan namun suasana panas tetap terasa, belum lagi keadaan kursinya yang  bisa dibilang kurang nyaman, sangat jauh jika dibandingkan dengan kwalitas kursi bioskop

Berjalan beberapa langkah dari gedung tersebut saya menemukan gedung ludruk dari situ saya baru tahu bahwa kesenian ludruk hanya dilaksanakan seminggu sekali pada hari sabtu, ah saya tidak beruntung mungkin lain kali bisa kesana untuk menonton ludruk. Namun yang saya perhatikan keadaan gedungnya yang membuat miris memang kondisinya masih bisa dibilang memadai namun jika kita komparasikan dengan tempat hiburan modern katakanlah bioskop atau hall untuk konser terlihat jauh sekali perbedaan kualitasnya.

Kalau dengan kondisi seperti itu bagaimana kesenian tersebut didatangi banyak orang? dan tetap eksis di jaman sekarang. Mau berharap kepada pemerintah? saya rasa permasalahan pemerintah sangat kompleks, ya kita harus memulai dari kita sendiri sisihkanlah uang 10-20 ribu sebuah nilai yang ketika kita bawa ke bioskop tidak ada artinya, namun ketika kita bawa ke sanggar ludruk nilai tersebut memiliki makna yang sangat besar bagi seniman lokal yang tetap berjuang menyelamatkan warisan budaya kita agar tidak hilang tergerus zaman, ketika banyak dari kita yang mengapresiasi hasil karya mereka hiburan asli indonesia seperti ludruk, srimulat, wayang orang, dll. Maka para seniman akan termotivasi untuk terus berkaya sehingga kesenian lokal akan tetap eksis meskipun mendapat gempuran dari hiburan-hiburan modern. Ah saya terlalu banyak bercerita, lebih baik saya tidur saja sambil mendengarkan lagu dari silampukau - biang lala

-Sepanjang 23-05-17 22:38-

23 Mei 2017
Posted by fahmi haqqi

Teduhnya malam itu

Jum'at 19 mei 2017 payung teduh mengadakan konser di mojokerto. Saya dan beberapa teman memutuskan menonton konser tersebut mumpung ada di kota saya dan dilangsungkan di akhir pekan, hitung-hitung sedikit menghilangkan penat dari tugas akhir lah hehe. Kita bertemu di venue sekitar pukul 7 malam. Dan sedikit menyaksikan beberapa band pembuka seperti maitua, blingsatan dan ada satu band lokal lagi tapi saya lupa namanya, ketika blingsatan tampil terlihat beberapa orang melakukan moshing hal ini mengingatkan saya akan zaman SMA hehe.

Hingga akhirnya pukul 9 malam payung teduh naik panggung sontak semua penonton yang berjumlah lebih dari 4000 orang berdiri dan menikmati harmonisasi musik yang dimainkan. Menurut saya salah satu hal yang mengasikan dari menonton konser adalah kita bisa bernyanyi bersama dengan band kesukaan kita dan banyak orang, apalagi bersama beberapa teman yang satu frekuensi. Namun sayangnya pada saat itu lebih saya lebih sering menonton lewat layar hp orang yang ada didepan saya, memang sih suatu kewajaran jika banyak penonton yang ingin mengambil gambar band atau penyanyi idolanya, namun jangan berlebihan sehingga kita tidak dapat menikmatinya hanya terfokus memegang gadget kita, hanya untuk eksistensi di media sosial. Tapi bagaimanapun dinginya malam itu tidak terasa karena suasana hangat bersama teman, diiringi lagu sendu ala payung teduh dan nikmatnya asap yang dihasilkan dari djisamsoe.

-Mojokerto 20 mei 2017 20.33-

note: foto2 tersebut diambil dengan hp rekan2 saya

20 Mei 2017
Posted by fahmi haqqi

Syukur

Di datangi masalah mengeluh, padahal sebenarnya hidup adalah sebuah masalah. Untuk menuruti ego yang mengebu seorang manusia terkadang melakukan segala cara bahkan tak jarang mengambil jalan pintas yang dapat mendatangkan sebuah masalah baru yang mungkin tidak kita sadari. Memang ego memang harus ada dalam diri manusia namun kita sebisa mungkin untuk mengendalikan ego kita, bukan malah hidup kita dikendalikan ego.
Sebuah pepatah lama mengatakan rumput tetangga terlihat lebih hijau, oleh karena itu terkadang muncul ego kita untuk menginkan rumput tetanga tersebut. Namun bukankah tuhan sudah memberikan suatu jalan sesorang sesuai dengan kapasitas orang tersebut. Tak perlu untuk menjadi orang lain untuk mencapai kebahagian, cukup menikmati nikmat tuhan dengan cara kita sendiri, dalam hal ini bukan berarti pasrah.
Bersyukurlah akan nikmat tuhan yang telah diberikan ke kiita dengan cara sendiri, nikmat tuhan bukan terbatas pada materi yang cukup, namun kesehatan, teman yang sepemikiran, dan masih banyak nikmat yang lain yang mungkin saja ada disekitar kita namun kita tidak menyadaarinya
-Pasar blauran 18 mei 2017 3:32-
18 Mei 2017
Posted by fahmi haqqi

Suatu hari di stasiun

Suatu kalimat darinya menambah hening suasana stasiun pada pagi hari itu, suatu jawaban yang membuat kita sempat membisu beberapa saat tak ada kontak mata, tak ada suara diantara kita, tiba-tiba terbesit di ingatan saya akan kejadian beberapa hari yang lalu dimana saya melakukan suatu hal yang menurut saya berani, konyol, bahkan nekat, sehingga menyebabkan kesunyian pada pagi itu yang membuat waktu serasa bergerak sangat lamban


Beberapa saat kemudian dia mencoba mencairkan suasana dengan mencoba melemparkan sebuah jokes saya tersenyum merespon jokes yang dia berikan namun pikiran saya masih stuck pada momen saat dia memberikan respon akibat perbuatan yang saya berikan beberapa hari sebelumnya.


Jam terus berlalu kemudian dia mengajak untuk ke tujan awal pertemuan hari itu yaitu mencari bahan yang digunakan untuk usahanya, kita berkeliling satu toko ke toko lainya untuk menemukan bahan yang dirasa paling pas baik dari segi kualitas maupun harga, selama perjalanan dari satu toko ke toko lainnya kita seakan melupakan kejadian pagi tersebut, kita bercanda dengan natural, jam berlalu dengan normal.


Ketika dia sudah mendapat barang yang diinginkan dan posisi matahari hampir berada di puncaknya, kita putuskan untuk kembali ke stasiun, berbeda dengan suasana pagi tadi kali ini suasana stasiun sudah banyak dipadati manusia baik yang akan meninggalkan kota surabaya ataupun untuk sekedar memesan tiket. pada saat itu suasana hening kembali tercipta, hanya sedikit obrolan ringan diantara kita, hingga tiba2 suara dari pengeras suara memecahkan keheningan tersebut, suara yang membuat dia berjalan ke arah utara ke arah jalur kereta, sedangkan saya berjalan ke arah selatan menuju tempat parkir. Sesaat sebelum kita mengambil jalan masing-masing dia berkata lirih "semoga kejadian pagi ini tidak merubah apapun"
-Surabaya 16 mei 2017 23.22-

16 Mei 2017
Posted by fahmi haqqi

BonekPhobia

Sore hari ini saya membuka twitter dan menemukan kabar bahwa pertandingan liga 2 antara PSIM Jogjakarta dan Persebaya surabaya yang rencana akan dilaksanakan di jogjakarta, tidak dapat dihadiri oleh bonek, karena beberapa alasan, tercatat sampai tulisan ini dibuat sudah dua kali bonek tidak dapat mendukung persebaya berlaga di kandang lawan, yang pertama pertandingan melawan PSBI Blitar yang terpaksa ditunda dan belum pasti kapan akan dilakukan.
Kecintaan kami akan persebaya berasal dari hati
dokumen pribadi
Memang citra bonek dimasa lalu bisa dikatakan buruk, tapi bukankah manusia berhak untuk berubah menjadi lebih baik, begitupun juga bonek, untuk melakukan diperlukan sebuah proses yang panjang, kami akui bahwa kami bukanlah suporter paling baik se indonesia, namun kami akan berusaha lebih baik. Dalam perjalanan itu kami memang sering khilaf, namun bukankah itu wajar karena sifat manusia memang tempatnya kesalahan, dan jumlah bonek yang sangat banyak dengan berbagai latar belakang yang beragam, namun berikanlah kami kesempatan untuk menjadi lebih baik. Dan lihatlah pebedaan bonek yang sekarang dengan bonek yang ada di prespsi anda.
Partai Klasik Sumber Twitter

Salahkah kami mencitai sepak bola, karena bagi kami sepakbola bukan hanya sebuah permainan semata namun lebih dari itu, sepak bola adalah simbol perjuangan, suatu simbol pemersatu, hiburan dan lainnya. Salahkah kami mencintai persebaya? Suatu klub yang sempat dihilangkan selama hampir 5 tahun, toh untuk mencitai persebaya kami tidak menggangu hidup anda, hanya kalian saja terlalu phobia terhadap masa lalu kami.
-kamar kos 15 mei 2017 23.26-
15 Mei 2017
Posted by fahmi haqqi

Biar waktu yang menjawab

Warung kopi lagi-lagi menjadi tempat yang asik untuk ngobrol dengan teman lama, setelah menghadiri resepsi pernikahan salah satu teman SMA, saya, tiko, andan dan ersha memutuskan untuk mengobrol di sebuah warung kopi, obrolan dimulai dengan pertanyaan basa-basi tentang bagaimana kabar masing-masing, hingga tentang kesibuka masing-masing, dari pertemuan itu saya baru mengetahui bahwa si ersha sedang sibuk mengerjakan proyek film dan sedang berusaha untuk menerbitkan bukunya, yah dia adalah salah satu teman SMA saya yang memang hobi menulis sejak dahulu, si tiko dan si andan memiliki kesibukan sama seperti saya yaitu untuk segera menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa.
warung ramonez sumber gambar

Dari cerita si ersha saya dapat menarik kesimpulan bahwa untuk mencapai sebuah level yang tinggi kita harus mau memulai dari bawah, dia bercerita sebelum dia membuat proyek filmnya yang mana menjadikan dia sebagai sutradara sekaligus pemeran utamanya, dia dulu pernah menjadi seorang figuran dari film raditya dika, seringkali kita lebih sering melihat sebuah buah segar yang siap untuk disantap di supermarket tanpa pernah peduli bagaiamana pohon tersebut tumbuh, menghasilkan bunga, menjadi buah hingga pada saat yang pas buah tersebut dapat kita nikmati.

Selain itu obrolan malam itu juga memberikan sebuah tanda tanya besar untuk kita semua, ketika kita semua sudah lulus dan memilih jalan masing-masing apakah kita masih memiliki idealisme, masikah kita memiliki pemikiran liar dan bebas ala anak muda? sebuah pertanyaan yang membuat kita terdiam, mungkin hanya waktu yang dapat menjawabnya

Samar-samar terdengar suara adzan shubuh yang memaksa kita untuk membubarkan diri agar dapat menyelesaikan aktivitas masing-masing.

-warkop ramonez 12 mei 2017-
13 Mei 2017
Posted by fahmi haqqi

You Know Nothing


Sabtu, 25 februari 2016 tidak ada yang berbeda dengan hari-hari lainnya, seperti weekend pada umumnya saya memilih sedikit rehat dari aktivitas perkuliahan yang membelenggu. Kegiataan weekend tersebut lebih banyak saya gunakan untuk membaca beberapa buku, apalagi saya punya buku baru yang berjudul “mind treveler” karangan Febriani ka putri salah satu teman saya ketika sempat kursus di pare, 
Buku Mind Travel
selain itu saya gunakan nongkrong di warung kopi bersama rekan-rekan dari karang taruna untuk membahas rencana rapat kerja,
setelah selesai nongkrong saya mendengar berita bahwa akan ada kesenian “jaranan campursari” atau biasa disebut orang-orang mojokerto dengan istilah “bantengan” yang di laksanakan oleh padepokan eyang macan putih balongkrai, mojokerto. Beberapa rekan saya mengajak untuk menyaksikan kesenian tersebut, saya iyakan saja ajakan rekan-rekan tersebut, saya sampai lokasi pertunjukan sekitar pukul 23.00 dan acara bantengan tersebut telah dimulai ditandai dengan ramainya warga berkumpul untuk menyaksikan acara kesenian tersebut tua, muda, laki-laki, ataupun perempuan hadir untuk menyaksikan acara tersebut terlihat sekilas dari wajah mereka seperti sedikit melupakan persoalan sehari-hari dan memutuskan menikmati malam itu
Pada saat saya datang acaranya adalah beberapa orang melakukan tarian tradisional, jujur saja saya tidak tahu tujuan dari kegiatan tersebut, namun saya tanyakan pada beberapa penonton disekitar saya ternyata tujuan dari kegiatan melakukan tarian tradisional tersebut untuk memanggil beberapa arwah-arwah jin dari zaman majapahit, entahlah? Saya tidak mempercayai betul, tapi juga tidak menutup mata akan hal itu, sebagian besar penari tradisonal tersebut memakan dupa yang menyala tanpa satupun merasa aneh ataupun terksisa olehnya.

Hingga pada sekitar pukul 00.30 dikeluarkan beberapa properti seperti kepala reog, dan beberapa kostum yang menyerupai banteng, lalu mereka menari di dalam arena pertunjukan selama beberapa saat, setelah itu muncul lah seorang sepertinya lakon utama, dia masuk arena pertunjukan lalu ada beberapa orang yang membawa pecut dan meghentakannya ke tanah bahkan sempat mengenai orang tersebut, lalu orang tersebut seperti kemasukan arwah mahluk lain dan melakukan kegiatan yang menurut saya tidak dapat di cerna oleh akal, orang tersebut memakan lampu neon, sebelumnya saya sempat melihat beberapa atraksi serupa bahkan lebih ekstrim melalui televisi ataupun youtube, namun kali ini saya dapat menyaksikannya langsung ia lumat habis lampu neon tersebut hingga pecah berkeping-keping dan habis dimakannya, saya juga menyaksikan adanya percikan darah pada badan orang tersebut, dan anehnya orang tersebut tidak merasa tersiksa sama sekali bahkan sangat menikmati momen tersebut, entah kenapa?
Acara bantengan
Di malam ini ada beberapa kejadian yang menurut saya susah untuk dinalar seperti orang dengan mudahnya mengangkat topeng reog yang ukurannya sangat besar dan kemungkinan juga berat, hingga kegiatan orang memakan neon dan dupa. Entalah mungkin karena bantuan mahluk lain atau adanya rahasia lain, hingga izin dari tuhan yang memang mebiarkan orang tersbut baik saja meskipun melakukan hal yang tidak masuk akal, karena hidup itu tidak cuma kuliah, dan bersenang-senang saja masih banyak hal lain yang belum saya ketahui.
You know nothing, john snow*
*kutipan dari serial games of thrones
28 Feb 2017
Posted by fahmi haqqi

Cari Blog Ini

Popular Post

Chat Box






- Copyright © De Haqqi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Modived by Fhi -