Posted by : fahmi haqqi 19 Jun 2017

Manusia di mata manusia lain memang tak pernah benar, ketika kita melakukan perbuatan A, judgment dari masyarakat sekitar kita X, Y, Z sangat jauh dari tujuan awal dan sangat beragam, hal ini wajar karena opini manusia lain sangat beragam dan dari berbagai sudut pandang, belum lagi ada variabel sifat dasar manusia yang selalu merasa kurang.

Teringat sebuah kisah klasik tentang sepasang bapak dan anak yang akan  pergi ke sebuah tempat dengan sebuah keledai, ketika itu keledainya di tuntun, kemudian ada orang mencibir itu "kedua orang kok tidak memanfaatkan keledai"  kemudian sang bapak menaiki keledai dan sang anak berjalan menutun keledai, di sebuah jalan bertemu dengan orang lagi dan berkata "sang bapak sangat tega terhadap anak", setelah itu ditukarlah posisinya sang anak menaiki keledai dan sang bapak yang menuntun keledai tersebut, di suatu jalan bertemu dengan orang lagi dan orang tersebut berkata "dasar anak kurang ajar dia memaksa sang bapak untuk berjalan dan menuntun keledai sedangkan dia enak-enakan menaiki keledai tersebut", kemudian sang anak dan bapak tersebut memutuskan untuk memikul keledai tersebut, dan di sebuah persimpangan jalan mereka ditertawai oleh masyarakat sekitar, dan salah satu dari mereka berkata "itu bapak dan anak sama-sama bego ngapain memikul keledai hewan  yang notabennya bisa berjalan"

Dari kisah tersebut menunjukan bahwa kalau kita terus memperhatikan pendapat-pendapat sinis orang lain maka kita sendiri yang akan mengalami kesusahan, stuck, tidak akan pernah maju, oleh karena itu apabila kita melakukan suatu hal selama, hal tersebut menurut kita benar dan tetap dalam batasan-batasan yang berlaku sepeeti norma, atau merebut kebebasan orang lain maka go a head!!

Mojokerto 19 juni 2017 21:18

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Cari Blog Ini

Popular Post

Chat Box






- Copyright © De Haqqi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Modived by Fhi -